Sabtu, 31 Desember 2016

PENSUCIAN DIRI

Pensucian diri

Ada dua jenis pensucian :

Pertama pensucian lahir, ditentukan oleh peraturan agama dan dilakukan dengan membasuh tubuh badan dengan air yang bersih.

Kedua ialah pensucian batin, diperoleh dengan menyadari kekotoran di dalam diri, menyadari dosanya dan bertaubat dengan ikhlas. Pensucian batin memerlukan perjalanan kerohanian dan bimbingan guru kerohanian.

Menurut hukum dan peraturan agama, seseorang menjadi tidak suci dan wuduk menjadi batal jika keluar sesuatu dari rongga badan. Ini perlu diperbaharui dengan wuduk.

Dalam hal keluar mani dan darah haid mandi wajib diperlukan. Dalam hal lain, bagian tubuh  tangan, lengan, muka dan kaki - harus dibasuh.

Nabi s.a.w bersabda, "Pada setiap pembaharuan wuduk Allah perbaharui kepercayaan hamba-Nya yang cahaya iman digilap dan memancar dengan lebih bercahaya". Dan, "Mengulangi bersuci dengan wuduk adalah cahaya di atas cahaya".

Kesucian batin juga bisa hilang, mungkin lebih sering daripada kesucian lahir, dengan sifat buruk, buruk perangai, perbuatan dan sifat yang merusak seperti sombong, takabur, menipu, mengumpat, fitnah, dengki dan marah.
Perbuatan secara sadar dan tidak sadar memberi kesan kepada roh: mulut yang memakan makanan haram, bibir yang berdusta, telinga yang mendengar umpatan dan fitnah, tangan yang memukul, kaki yang membawa kepada kejahatan. Zina, yang juga satu dosa.

Nabi s.a.w bersabda, "Mata juga berzina".

Bila kesucian batin ditanamkan demikian dan wuduk kerohanian batal, untuk memperbaharui wuduk batin adalah dengan taubat yang ikhlas, yang dilakukan dengan menyadari kesalahan sendiri, dengan penyesalan yang mendalam disertai oleh tangisan (yang menjadi air yang membasuh kekotoran jiwa), dengan berjanji tidak akan mengulangi kesalahan tersebut, berhasrat meninggalkan semua kesalahan, dengan memohon ampunan Allah, dan dengan berdoa agar Dia mencegahnya dari melakukan dosa lagi.

Shalat adalah menghadap Tuhan. Berwuduk, berada di dalam keadaan suci, menjadi syarat untuk bershalat.

Orang arif tahu pensucian lahir saja tidak cukup, kerana Allah melihat jauh ke dalam lubuk hati, yang perlu diberi wuduk dengan cara bertaubat.

Firman Allah:
"Inilah apa yang dijanjikan untuk kamu, untuk tiap-tiap orang yang bertaubat, yang menjaga (batas-batas)"(Surah Qaaf, ayat 32).

Pensucian tubuh dan wuduk lahir terikat dengan waktu, kerana tidur membatalkan wuduk. Pensucian ini terikat dengan siang dan malam bagi kehidupan di dalam dunia.

Pensucian batin, wuduk bagi diri yang tidak kelihatan, tidak ditentukan oleh waktu. Ia untuk seluruh kehidupan - bukan saja kehidupan sementara di dunia tetapi juga kehidupan abadi di akhirat. 

   RANGKUMAN ARTIKEL

TABIR CAHAYA DAN KEGELAPAN

Tabir cahaya dan kegelapan

Allah berfirman:
“Siapa yang buta di dunia, buta juga di akhirat”.(Surah Bani Israil, ayat 72).

Bukan buta mata kepala tetapi buta mata hati yang menghalangi seseorang dari melihat cahaya hari akhirat.

Firman Allah:
“Bukan matanya yang buta tetapi hatinya yang di dalam dada”. (Surah Hajj, ayat 46).

Hati menjadi buta disebabkan oleh kelalaian, yang membuat seseorang lupa kepada Allah dan lupa kepada kewajipan mereka, tujuan mereka, ikrar mereka dengan Allah, ketika mereka masih berada di dalam dunia.

Sebab utama kelalaian adalah kejahilan terhadap hakikat (kebenaran) undang-undang dan peraturan Tuhan. Penyebab seseorang itu terus di dalam kejahilan ialah kegelapan yang  menutupi seseorang dari luar dan menguasai batinnya.

Sebagian dari nilai-nilai yang mendatangkan kegelapan ialah sifat-sifat angkuh, sombong, megah, dengki, bakhil, dendam, bohong, mengumpat, fitnah dan lain-lain sifat keji. Sifat-sifat yang keji itulah yang merendahkan ciptaan Tuhan sehingga jatuh kepada tingkat yang paling rendah.

Untuk membebaskan seseorang dari kejahatan itu dia harus mensucikan dan menyinarkan cermin hatinya. Pensucian ini dilakukan dengan mendapatkan pengetahuan, dengan beramal menurut pengetahuan itu, dengan usaha dan keberanian, melawan ego diri, menghapuskan yang banyak pada diri, mencapai keesaan.

Perjuangan ini harus terus menerus sehingga hati menjadi hidup dengan cahaya keesaan – dan dengan cahaya keesaan itu mata hati yang suci akan melihat hakikat sifat-sifat Allah di sekeliling dan pada dirinya.

Hanya dengan itu baru ia bisa ingat akan asal usulnya yang sebenarnya dan dari-Nya-lah ia datang. Kemudian akan timbul rasa kerinduan dan keinginan untuk kembali kepada rumah kediaman yang sebenarnya, dengan pertolongan Yang Maha Mengasihani roh suci pada dirinya akan menyatu dengan-Nya.

Bila sifat-sifat kegelapan terangkat, cahaya mengambil alih tempatnya dan orang yang memiliki mata rohani akan melihat. Dia mengenali apa yang dia lihat dengan cahaya nama-nama sifat Ilahiah. Kemudian dirinya dibanjiri oleh cahaya dan bertukar menjadi cahaya. Cahaya ini masih ada hijab menutupi cahaya suci Zat, tetapi masanya akan sampai bila ini juga akan terangkat, yang tinggal hanya cahaya suci Zat itu sendiri.

Hati mempunyai dua mata, satu yang sempit dan satu lagi yang luas. Dengan mata yang sempit seseorang bisa melihat kenyataan sifat-sifat dan nama-nama Allah. Penglihatan ini berkembang seiring dengan perkembangan kerohaniannya.

Mata yang luas melihat hanya kepada apa yang dijadikan kelihatan oleh cahaya keesaan dan yang esa. Hanya bila seseorang sampai pada tingkat dengan Allah dia akan melihat, di dalam alam penghabisan bagi kenyataan Zat Allah, Yang Esa dan Mutlak.

Untuk mencapai maqom ini ketika masih di dalam dunia, di dalam kehidupan ini manusia harus membersihkan diri dari sifat-sifat keduniaan, yang ego dan keegoan. Tingkat kenaikan ke arah maqam-maqam tersebut bergantung kepada sejauh mana ia mengasingkan diri dari hawa nafsu yang rendah dan ego dirinya.

Pencapaian manusia kepada matlamat yang ia inginkan bukanlah seperti barang kebendaan sampai ke tempat kebendaan. Ia juga bukan ilmu yang membawa seseorang kepada sesuatu yang menjadi diketahui (dari tidak tahu), juga bukan pertimbangan yang diperoleh dari apa yang difikirkan, bukan juga khayalan yang menyatu dengan apa yang dikhayalkan.

Matlamat yang ingin dicapai ialah kesadaran tentang ketiadaan (kekosongan)  dari segala sesuatu kecuali Zat Allah. Pencapaian ini adalah perubahan suasana yang terjadi, bukan perubahan pada sesuatu yang nyata. Di sana tidak ada jarak, tidak dekat atau jauh, tidak ada batas, tidak ada ukuran, tidak ada arah, tidak ada ruang.

Dia Maha Besar, segala puji untuk-Nya. Dia Maha Pengampun. Dia menjadi nyata dalam apa yang Dia sembunyikan dari manusia. Dia menyatakan Diri-Nya sebagaimana Dia melabuhkan tirai di antara Dia dengan manusia. Pengenalan tentang Diri-Nya tersembunyi di dalam ketidakupanyaan mengenali-Nya.

Jika ada di antara manusia yang sampai pada cahaya yang diterangkan dalam tulisan ini ketika ia masih berada di dalam dunia, buatlah muhasabah (hisab) terhadap dirinya, buku catatan manusia tentang amalannya.

Hanya di bawah cahaya manusia bisa melihat apa yang sudah ia perbuat dan sedang diperbuat; untuk perkiraan manusia, dan sebagai pertimbangan.

Manusia akan membaca buku catatannya di hadapan Tuhan pada hari pembalasan. Itu adalah muktamad. Ia tidak ada peluang mengimbanginya di sana.

Jika manusia lakukan di sini ketika masih ada waktu, ia termasuk ke dalam golongan yang diselamatkan. Jika tidak, maka azab dan siksa menjadi bagiannya di akhirat.

Hidup ini akan berakhir. Di sana ada azab di dalam kubur, ada hari pembalasan, ada neraka yang menimbang hingga pada dosa yang paling kecil dan kebaikan yang paling kecil.

Kemudian ada jambatan yang lebih halus daripada rambut dan lebih tajam daripada mata pedang, penghujungnya ialah taman, sementara di bawahnya ialah neraka yang penuh dengan kecelakaan, penderitaan, semuanya adalah kekal apabila kehidupan yang singkat ini berakhir. 

Baca juga tentang zikir ==>>disini

   RANGKUMAN ARTIKEL

Jumat, 30 Desember 2016

DO'A MUNAJAT KEPADA ALLAH ( 3 )

Inilah aku bertawassul kepada-Mu dengan kefaqiranku untuk menuju kepada-Mu.
Dan bagaimana aku mesti berperantara kepada-Mu dengan apa agar bisa sampai kepada-Mu.
Dan bagaimana aku mengadu kepada-Mu mengenai keadaanku padahal keadaanku tidak samar atas Mu.
Atau bagaimana aku mesti menerangkan kepada-Mu dengan kata-kataku padahal kata-kataku itu dari-Mu yang keluar menuju kepada-Mu.
Atau bagaimana Engkau kecewakan harapanku padahal harapan itu benar-benar telah datang kepada-Mu.
Atau bagaimana tidak akan baik keadaanku padahal dengan-Mu-lah keadaan itu berasal dan kembali pula kepada-Mu.

Tuhanku, alangkah banyaknya kelembutan-Mu kepadaku padahal aku sangat bodoh.
Dan alangkah banyak kasih sayang-Mu kepadaku padahal perbuatanku sangat buruk.

Kami mohon ampun Ya Allah, dari sekalian kaki yang tergelincir.
Kami mohon ampun dari sekalian perkataan kami yang tidak sesuai dengan perbuatan kami.
Kami mohon ampun dari sekalian yang kami anjurkan tetapi kami kurang menjalankan.
Kami mohon ampun dari sekalian ilmu dan amal yang mulanya dimaksud karena Allah kemudian tercampur maksud lain.
Kami mohon ampun dari semua janji yang kami janjikan, kemudian kami tidak menepatinya.
Kami mohon ampun dari sekalian ni'mat yang diberikan kepada kami kemudian kami pakai untuk maksiat.
Kami mohon ampun dari segala ucapan kami yang kami nyatakan buruknya secara langsung atau dengan sindiran sedang kami terlibat memakainya.


      RANGKUMAN ARTIKEL

DO'A MUNAJAT KEPADA ALLAH ( 2 )

Tuhanku, Engkau telah mensifati dzat-Mu dengan lemah lembut dan belas kasih kepadaku sebelum terwujud sifat kelemahanku. Adakah Engkau akan menolakku dari kedua sifat itu setelah benar-benar terwujud kelemahanku.

Tuhanku, jika terlihat kebaikan-kebaikan dariku, maka itu semua berkat anugerah-Mu dan bagi-Mu-lah hak untuk menuntut-Mu. Dan jika terlihat kejahatan-kejahatan dariku, maka semua itu sebab keadilan-Mu dan bagi-Mu-lah hak untuk menuntut alasan kepadaku.

Tuhanku, bagaimana Engkau serahkan kembali kepadaku untuk mengurusi diriku, padahal sesungguhnya Engkau telah menyerahkan kepadaku ( menjaminku ). Dan bagaimana aku dihinakan padahal Engkau adalah penolongku atau bagaimana aku mesti kecewa padahal Engkau adalah Dzat yang belas kasih kepadaku.

   RANGKUMAN ARTIKEL

DO'A MUNAJAT KEPADA ALLAH ( 1 )

Ilahi, akulah hamba-Mu yang faqir ( butuh ) di dalam kekayaanku, maka bagaimana aku tidak menjadi orang yang faqir di dalam kefaqiranku.

Tuhanku, akulah orang yang bodoh dalam ilmuku, maka bagaimanakah aku tidak sangat bodoh di dalam kebodohanku.

Tuhanku, sesungguhnya perubahan pengaturan-Mu dan kecepatan berlangsungnya taqdir-Mu, keduanya telah mecegah hamba-hamba-Mu yang ma'rifat kepada-Mu dari ketenangan menerima pemberian dan kebosanan di dalam menerima cobaan dari-Mu.

Tuhanku, daripadaku keluar apa yang memang patut dengan sifat kejiku dan dari pada-Mu pasti keluar apa yang patut dengan sifat kemurahan-Mu.

RANGKUMAN ARTIKEL

NEPTU HARI DAN PASARAN

Dalam pengetahuan Jawa ada istilah neptu. Neptu itu bisa diartikan nilai.

Adapun jumlah neptu hari dan pasaran menurut pujangga jawa sebagai berikut :

Neptu hari :

1. Hari Ahad = 5
2. Hari Senin = 4
3. Hari Selasa = 3
4. Hari Rabu = 7
5. Hari Kamis = 8
6. Hari Jum'at = 6
7. Hari Sabtu = 9

Neptu pasaran :

1. Legi = 5
2. Paing = 9
3. Pon = 7
4. Wage = 4
5. Kliwon = 8

Dalam masyarakat Jawa berlaku pertemuan antara hari nasional dengan hari pasaran, misalnya : Ahad Legi, Senin Paing, Selasa Kliwon dan seterusnya.
Oleh sebab itu berlaku pula pertemuan neptu hari dan pasaran, misalnya : Ahad Legi. Karena Ahad punya nilai 5 dan Legi punya nilai 5, maka jumlah neptu keseluruhan ada 5 + 5 = 10. Demikian seterusnya sehingga seluruh hari dan pasaran dapat kita ketahui jumlah pasarannya dengan pedoman pada neptu hari dan pasaran di atas.

Ramalan Sifat Berdasarkan Jumlah Neptu Hari + Pasaran Kelahiran Seseorang :

1. Jumlah 7

berhati kecil, selalu ragu, penakut, tidak supel dalam bergaul, pemalas, ceroboh dalam pergaulan dengan wanita.

2. Jumlah 8

pemarah , panas hati, dengki, selalu cemberut, suka bertengkar sehingga terasing dalam pergaulan karena tidak punya teman.

3. Jumlah 9

suka bepergian, royal dalam makanan.

4. Jumlah 10

berkepribadian tinggi, konsekuen, daya tangkap pikirannya tinggi, pandai bekerja, berbakat jadi tabib, sukar diajak musyawarah.

5. Jumlah 11

sederhana, pemberani, dermawan kepada siapapun, tidak betah menerima kesempitan.

6. Jumlah 12

menerima apa adanya, pandai, mudah mencari kerja, banyak orang menyayanginya, sering kehilangan.

7. Jumlah 13

bicaranya enak didengar, baik hati, rukun dengan saudaranya, teguh menepati janji, berbakat dagang, suka dimanja.

8. Jumlah 14

cerdas, baik hati, berbakat membuat sesuatu, lemah hati.

9. Jumlah 15

keras, pandai memerintah orang lain, banyak teman, cukup sandang pangan.

10. Jumlah 16

baik, pemaaf, pandai bergaul, hajatnya kebanyakan tercapai.

11. Jumlah 17

pendiam, tidak banyak tingkah, kurang pandai bergaul, mudah ditipu.

12. Jumlah 18

kurang sopan, mudah panas hati, angkuh jika berkata, sembrono.

Keterangan jumlah neptu di atas dihitung dari neptu hari + pasaran kelahiran.

Karena sifatnya ramalan, maka tidak bisa dijadikan patokan pasti kecuali hanya sebagai rabaan belaka yang belum tentu kebenarannya.

Cara ini hanya sebagai salah satu ikhtiar manusia dalam mencari jalan yang baik untuk kehidupannya, kita tidak boleh meyakininya seratus persen sebab segalanya adalah Allah yang menentukan.

RANGKUMAN ARTIKEL

10 WEJANGAN SUNAN KALIJAGA

1. Urip iku urup

Hidup itu Nyala! Hidup itu hendaknya memberi manfaat bagi orang lain di sekitar kita. Semakin besar manfaat yang bisa kita berikan, tentu akan lebih baik.

2. Memayu hayuning bawana, ambrasta dur hangkara

Manusia hidup di dunia harus mengusahakan keselamatan, kebahagiaan dan kesejahteraan, serta memberantas sifat angkara murka, serakah, dan tamak.

3. Sura dira jaya jayaningrat, lebur dening pangastuti

Segala sifat keras hati, picik, angkara murka, hanya bisa dikalahkan dengan sikap bijak, lembut hati, dan sabar.

4. Ngluruk tanpa bala, menang tanpa ngasorake, sekti tanpa aji-aji, sugih tanpa bandha

Berjuang tanpa perlu membawa massa; menang tanpa merendahkan atau mempermalukan; berwibawa tanpa mengandalkan kekuatan, kekayaan atau kekuasaan, keturunan; kaya tanpa didasari kebendaan.

5. Datan serik lamun ketaman, datan susah lamun kelangan

Jangan gampang sakit hati manakala musibah menimpa diri! Jangan sedih manakala kehilangan sesuatu!

6. Aja gumunan, aja getunan, aja kagetan, aja aleman

Jangan mudah terheran-heran! Jangan mudah menyesal! Jangan mudah terkejut-kejut! Jangan mudah kolokan atau manja!

7. Aja ketungkul marang kalungguhan, kadonyan lan kemareman

Janganlah terobsesi atau terkungkung oleh keinginan untuk memperoleh kedudukan, kebendaan, dan kepuasan duniawi!

8. Aja kuminter mundak keblinger, aja cidra mundak cilaka

Jangan merasa paling pandai agar tidak salah arah! Jangan suka berbuat curang agar tidak celaka!

9. Aja milik barang kang melok, aja mangro mundak kendho

Jangan tergiur oleh hal-hal yang tampak mewah, cantik, dan indah! Jangan berfikir mendua agar tidak kendor niat dan kendor semangat!

10. Aja adigang, adigung, adiguna

Jangan sok kuasa, sok besar, sok sakti!


RANGKUMAN ARTIKEL

Kamis, 29 Desember 2016

ILMU MANTIQ

Ilmu mantiq adalah ilmu yang mempelajari tentang sesuatu yang sudah diketahui gambarannya dan pembenarannya sekira-kira ia bisa mendatangkan kepada yang samar gambaran atau pembenarannya.

Bisa juga dikatakan sebagai ilmu yang mempelajari tentang ta'rif ( definisi ) atau dalil/hujjah ( argumentasi ) berdasar akal pikiran yang sehat dalam rangka menuju jalan kebenaran dalam dunia keilmuan.

Atau ilmu yang mempelajari tentang cara berpikir yang tepat, sehat dan benar untuk memperoleh jalan kebenaran sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam ilmu logika.

Dalam ilmu mantiq ini dibahas tentang kaidah yang membimbing manusia dalam berfikir agar dapat berkesimpulan yang benar sehingga terhindar dari kesalahan berfikir.

Ilmu mantiq digunakan untuk membahas tentang alat dan formula berfikir sehingga penggunanya akan selamat dari berfikir yang salah.

Ilmu ini juga sering disebut bapak segala ilmu atau ilmu dari segala yang benar, karena ilmu mantiq sebagai alat untuk menuju ilmu yang benar. Ilmu yang benar perlu pengarahan mantiq.

Pelopor ilmu mantiq adalah filsuf Aristoteles. Beliau wafat pada Tahun 372 SM. Mantiq sebagai ilmu di yunani pada abad ke 5 SM oleh para ahli filsafat kuno. Pencetus mantiq/logika oalah Socrates yang kemudian dilanjutkan oleh Plato dan disusun rapi sebagai dasar filsafat oleh Aristoteles.  Oleh karena itu beliau dinyatakan sebagai guru pertama dari ilmu pengetahuan.

Masa selanjutnya terdapat perubahan-perubahan seperti yang dilakukan Alfarabi salah satu filsuf muslim yang sering dinyatakan sebagai maha guru kedua dalam ilmu pengetahuan. Pada masa Alfarabi ilmu mantiq dipelajari lebih rinci dan dipraktekkan, termasuk dalam pentasdiqan qadhiyah.

Tokoh-tokoh ilmu mantiq muslim : Abdullah Ibn Al-Muqaffa, Ya'kub Ibnu Ishak Al-Kindi, Ibnu Sina, Abu Hamid Al-Ghazali, Ibnu Rusyd Al-Qurtubi, Abu Ali Al-Haitsam, Abu Abdillah Al-Khawarizmi, Al-Tibrisi, Ibnu Bajah, Al-Asmawi, As-Samarqandi dan lain sebagainya.

Objek kajian ilmu mantiq :

1. Lafaz ( kata )
2. Makna kata
3. Qodliyah ( jumlah dalam ilmu nahwu )
4. Istidlal ( menarik kesimpulan )

Kelebihan ilmu mantiq terhadap ilmu lainnya yakni, lebih unggul karena kemanfaatan ilmu mantiq yang menyeluruh dalam membahas suatu uraian dan kesimpulan.

Manfaat ilmu mantiq adalah melindungi hati agar tidak terjerumus pada kesalahan pola pikir. Sebagian ulama mengatakan apabila ilmu ini dikuasai dan diikuti, malah akan membantu membedakan antara karangan yang benar ( shohih ) dan rusak ( fasiq ).

Imam Ghozali berkata " Barang siapa tidak tahu ilmu mantiq ( logika ), maka tidak bisa dipercaya keilmuannya.

Hukum ilmu mantiq boleh dipelajari oleh setiap muslim tetapi fardu kifayah bagi penduduk suatu daerah.

RANGKUMAN ARTIKEL

IKHLAS

Ikhlas yaitu seluruh ketaatan yang semata-mata ditujukan karena Allah untuk bertaqarrub kepada Allah dan bukan ketaatan yang dibuat-buat untuk manusia guna mendapat pujian.

Ikhlas berarti membersihkan amal dari riya atau keinginan agar diperhatikan orang.

Rasulullah s.a.w. bersabda : " Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada rupa dan kekayaanmu, tetapi Dia melihat kepada hati dan perbuatanmu".

Dalam ikhlas tidak ada siapapun kecuali Allah SWT.

Dasar :

1. Firman Allah SWT : " Aku ( Allah ) sebaik-baik sekutu ( teman ). Barang siapa menyekutukan Aku dengan yang lain, maka dia ( Ku-serahkan ) kepada sekutu itu. Wahai manusia, beramallah kamu dengan ikhlas karena Aku, dan janganlah kamu mengatakan : " Ini demi Allah dan demi kekerabatan". Maka yang demikian itu hanyalah untuk kekerabatan dan tidak sedikitpun untuk Aku. Dan janganlah kamu mengatakan : " Ini demi Allah dan demi pemimpin kamu". Maka yang demikian itu hanya untuk kehormatan bagi pemimpinmu saja dan bukan untuk Aku ". ( Hadits Qudsi )

2. " Dan tiada mereka diperintahkan melainkan agar beribadah kepada Allah dengan ikhlas lagi beragama dengan lurus ". QS : Al-Bayyinah: 5.

3. Surat Al-ikhlas : " Katakanlah : ' Dialah Allah Yang Maha Esa. Allah tempat bergantung. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia'".

4. "Ikhlaskanlah dalam perjalanan agamamu, niscaya amalmu yang sedikit itu akan cukup bagimu." ( HR : Abu Daud )

5. Hadits Qudsi : Allah berfirman : " Aku adalah Penentu yang terbaik bagi orang yang menyekutukan Aku pada sesuatu. Karena sesungguhnya kebanyakan amalnya adalah bagian yang disekutukannya, sedang Aku sama sekali tidak butuh kepadanya."

RANGKUMAN ARTIKEL

Rabu, 28 Desember 2016

NASIHAT NABI ADAM AS

Nasehat Nabi Adam AS Kepada Syits AS. :

1. Janganlah kamu merasa tenang dan aman hidup di dunia. Karena aku merasa tenang hidup di surga yang bersifat abadi, ternyata aku dikeluarkan oleh Allah daripadanya.

2. Janganlah kamu bertindak menurut kemauan hawa istri-istri kamu. Karena aku bertindak menurut kesenangan hawa istriku, sehingga aku memakan pohon terlarang, lalu aku menjadi menyesal.

3. Setiap perbuatan yang kamu lakukan, renungkan terlebih dahulu akibat yang akan ditimbulkan. Seandainya aku merenungkan akibat suatu perkara , tentu aku tidak menerima musibah seperti ini.

4. Ketika hati kamu merasa kegamangan akan sesuatu, maka tinggalkanlah ia. Karena ketika aku hendak makan syajarah, hatiku merasa gamang, tetapi aku tidak menghiraukannya, sehingga aku benar-benar menemui penyesalan.

5. Bermusyawarahlah mengenai suatu perkara, karena seandainya aku bermusyawarah dengan para malaikat, tentu aku tidak akan tertimpa musibah.

RANGKUMAN ARTIKEL