Selasa, 24 Januari 2017

Cinta Kepada Allah

Kalau orang sedang mencintai sesuatu, biasanya ia selalu ingat kepada sesuatu yang dicintainya itu. Di mana saja dan kapan saja, yang diingat-ingat “itu” saja. Perhatiannya terkuras kepadanya. Rasanya manis kalau menyebut namanya. Rasanya ingin selalu menceritakannya kepada siapapun. Surat yang datang darinya berkali-kali ia baca tanpa merasakan bosan. Ia akan berlama-lama bersamanya, baik dengan bertemu langsung atau berbicara via telepon atau chating atau sms. Bila ada panggilan darinya dengan sigap dan cepat ia akan menyambutnya.

Begitu pula semestinya bila kita mencintai Allah. Lidahnya selalu basah dengan dzikir kepadaNya. Makin banyak menyebutNya, makin berkembang cinta kita kepadaNya. Apalagi, Allah menilai banyak mengingatNya itu bagian dari ibadah yang akan mendapat pahala dan jalan menuju kesuksesan, perintah Allah agar memperbanyak dzikrullah :

"dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung"

orang munafik sedikit sekali dzikirnya

Orang yang cinta biasanya selalu mengungkapkan rasa kekagumannya. Menceritakan yang baik-baiknya saja dan melupakan keburukan-keburukannya. Pokoknya, di matanya dialah yang paling top
Ia akan mencari kekurangan yang lain dalam rangka mengukuhkan kehebatan yang dicintainya. Sedikit saja ada cela di yang lain, nampak demikian besar. Ibarat semut di seberang lautan nampak, tapi gajah di pelupuk mata tak tampak.

Bagaimana dengan kekaguman kita kepada Allah? Allah tidak memiliki cela sedikit pun, subhanallah… Tidak ada yang lebih hebat dariNya, Allahu akbar! Semua kehebatan Allah itu tertuang dalam asma wa shifat Allah
Tapi kenapa kita kurang mengaguminya?

Ketika orang melihat lukisan “Monalisa”, luar biasa terkagum-kagumnya. Ketika melihat menara Eiffel, terkagum-kagumlah kita. Ketika melihat robot yang dapat berjalan dan melayani manusia layaknya manusia, terkagum-kagumlah kita. Akhirnya manusia menentukan 7 keajaiban dunia. Tapi kenapa manusia lupa akan kehebatan Pencipta manusia yang dapat melahirkan kreasi yang dikagumi itu?  Tidakkah kita mengagumi bagaimana Allah menciptakan manusia? Alam yang teratur?

"Subhanallah!" Itulah yang akan keluar dari mulut orang yang beriman, yang mencintai Allah, ketika melihat alam ini :

Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui. (36:36)

Karena cinta, maka apa saja yang diperbuat oleh kekasihnya akan diterima dengan penuh lapang dada. Ia menyerahkan segala pilihan kepada kekasihnya, seakan ia tidak memiliki pilihan. Ia senang sekali apabila diberi hadiah oleh kekasihnya, meskipun hadiahnya remeh temeh; ia tidak mencelanya. Apabila dimintai tolong, ia menyambutnya dengan penuh suka cita.

Kalau kita mencintai Allah, tentulah kita ridho
terhadap apa yang diperbuat Allah terhadap diri kita, terhadap alam ini, dan yang diminta oleh dari kita. Ketentuan (takdir) Allah terhadap diri kita mesti diterima dengan ridho
Bukan malah protes dan menuduh Allah tidak adil dan zhalim!  Orang-orang munafik dan musyrik su’uzh-zhann terhadap Allah.  Menuduh Allah dalam hukumNya. Menyangka Rasul dan para sahabat akan terbunuh semuanya

Akan merasakan manisnya iman siapa yang ridho Allah sebagai Rabb, Islam sebagai agama, dan Muhammad sebagai Rasul (HR. Muslim)

“ Allah sebagai Rabb, Islam sebagai agama, dan Muhammad sebagai Nabi,” kecuali wajib bagi Allah meridhoinya Tidak ada seorang Muslim atau manusia atau hamba yang mengatakan pada waktu petang dan pagi, ‘Aku ridho pada hari kiamat.” (HR Ibnu Majah)

Orang yang cinta akan rela berkorban apa saja demi kekasihnya. Harta. Pikiran. Waktu. Perasaan. Bahkan nyawa pun rela dikorbankan demi cintanya. Pengorbanannya pun bukan karena terpaksa, tapi karena cinta, penuh suka cita. Makin diminta untuk berkorban sesuatu, makin senang hatinya, karena dengan demikian dapat menyenangkan sang kekasih.

Cerita pengorbanan dalam cinta adalah cerita yang menakjubkan. Oleh karena itu, tidak habis-habisnya cerita seperti ini ditulis sampai sekarang. Cinta Nabi Ibrahim AS kepada Allah pun sampai ke tingkat mengorbankan anaknya, yang selanjutnya diganti dengan domba Habil. Cinta para sahabat kepada Allah dan RasulNya dibuktikan dengan pengorbanan mereka di jalan Allah. Anas bin An-Nadhar yang tidak ikut Perang Badar, maka ia bertekad untuk ikut di perang selanjutnya. Ia syahid dengan 80 luka tusukan pedang, hingga tidak ada yang mengenalinya kecuali oleh saudara perempuannya yang mengenalinya dari jari-jarinya. Berkenaan dengan ini turun surat 33:23

Ada perasaan takut kalau ditinggal kekasihnya. Itulah cinta. Ketakutan inilah yang membuatnya menjaga diri dari apa-apa yang tidak disukai oleh sang kekasih. Menjaga lisannya dari mengatakan sesuatu yang dapat menyakitinya. Hati-hati dalam berbuat kepadanya atau melayaninya. Ia akan berbuat yang terbaik.

Kenapa orang melakukan apa saja untuk kekasihnya? Karena ia mengharapkan balasan cinta darinya. Segala pujian ia sampaikan kepadanya karena memiliki harapan ini. Untaian puisi indah pun keluar tiba-tiba karena cintanya.

Sifat orang-orang beriman mencari jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah, mengharapkan rahmatNya dan takutakan siksaNya. Ia akan beribadah kepada Allah tanpa syirik dengan apapun. Ia beriman, berhijrah dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwanya. Perbedaan antara perjuangan orang beriman dan orang kafir hanyalah pada masalah harapan (pahala) dari Allah yang tidak diharapkan oleh orang kafir, sedangkan mereka sama-sama terluka. Orang yang dapat meneladani Rasul adalah orang mengharapkan hari akhirat dan banyak berdzikir. Apa yang diperintahkan oleh kekasihnya tidak akan ditolak, ia akan menurut saja. Kalaupun keinginan sang kekasih ditulis dalam kertas yang lecek, tulisannya jelek, kurang terbaca pun akan berusaha sekuat tenaga untuk dapat membacanya, memahaminya, dan menghormati kertas lecek itu kemudian melaksanakan keinginan sang kekasih dengan sebaik-baiknya. Bahkan perintah yang musykil pun akan dituruti (apalagi kekasihnya lagi ngidam?)

Taat karena cinta akan berbeda dengan taat karena terpaksa. Apa yang kita rasakan ketika melaksanakan perintah Allah? Masih berat? Apa senang hati? Ini masalah cinta.

Semua tanda-tanda cinta itu akan terlihat jelas apabila seseorang memiliki rasa cinta:

cinta kepada Allah ataupun kepada selain Allah. Hanya saja, cinta kepada selain Allah belum tentu berbalas (bertepuk sebelah tangan), sedangkan cinta kepada Allah pasti berbalas. Generasi pengganti pun ciri-cirinya

“Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai Allah” (5:54)

Karena cinta, maka apa saja yang diperbuat oleh kekasihnya akan diterima dengan penuh lapang dada. Ia menyerahkan segala pilihan kepada kekasihnya, seakan ia tidak memiliki pilihan. Ia senang sekali apabila diberi hadiah oleh kekasihnya, meskipun hadiahnya remeh temeh; ia tidak mencelanya. Apabila dimintai tolong, ia menyambutnya dengan penuh suka cita

Rangkuman Artikel

Minggu, 22 Januari 2017

Hukum Alam

TENTANG HUKUM ALAM

Di langit di sebar hidayah, Maghfiroh, Rahmat, syafaat, sebanyak mungkin.
Maka mendekatkan yang punya hidayah, Maghfiroh, Rahmat, syafaat. Biar kita mendapatkannya.
Jati diri itu tentang siapa aku sebenarnya, dari mana mau kemana, sampai dimana kita. Tariqnya setelah itu kenali diri kenal illahi.

Hukum alam itu yang tidak disadari. Salah satunya yakni seperti untuk berbuat baik saja susah. Maka untuk menjadi baik pun susah. 
Hukum alam itu pembayaran. 
Pembayaran yang kelihatan itu mudah dilaras, seperti diberi sakit, diberi kesusahan, dan diberi masalah. 
Yang sudah itu ketika ditutup jalan kebaikan. Biar tidak kerasa. Rumangsanya apik. Padahal apiknya adalah kebohongan. Seperti sebuah bangkai berjalan. Kelontongan. mau melakukan kebaikan susah. Yang dilakukan adalah kemunafikan. Makanya dosa munafik itu paling dan masih berat dibanding kafir.

Yang membuat hidup itu Darmo (Bakti), tapi kalau gak punya ya Modar (Mati).
Apa adanya itu susah diterapkan di kehidupan ini. Musti luwes. 
Ketika kita ingin apa adanya, orang lain itu ada apanya. 
Apa adanya, ada apanya. 

Rangkuman Artikel

Sufi dan Aktifitas Dunia

Sabtu, 21 Januari 2017
Risalah Al Banaran

TENTANG MEWASPADAI AKTIVITAS DUNIA

Dunia itu ngamot kegelapan. Berkumpul. Milyaran kegelapan. Kalau kita menyelehke bisa membuat manfaat dalam laku kita. Segala aktivitas itu unsurnya dunia. Pakai hati agar bisa jadi manfaat dan labuh. Segala aktivitas di dunia pakailah hati. Waspadai.

Banyak kesempatan yang rawan. Obat" pakai hati jangan ego. Ego itu bisa menyerang dengan segala penjuru. Mengintai laku kita. Yang kecil bisa jadi besar kalau kita biarkan. 

Belajar mata hati itu tidak ada di tajuk. Diwedarke justru ketika di Banaran. Banyak orang menganggap tabu ketika bermain hati. Padahal bermain itu untuk mengasah hati akan peka dan empati. 

Jangan bermain api kalau tidak ingin terbakar. 
Manusia diturunkan ke dunia ke alam syariat. Untuk mengenal adab. Untuk mengenalkan syariat. Untuk menata. 
Segala aktivitas di dunia itu masuknya syariat. Maka laku di dunia, syariatnya harus bagus. 

TENTANG SUFI

Yang musti sufi itu mustinya jiwanya, bukan karakter sufi. Sufi itu bukan meninggalkan dunia. Tapi berjiwa sufi tanpa meninggalkan dunia (alam syareat), agar bisa menjadi laku manfaat. 
Hidup sederhana itu yang membuat mendekati dan menduduki maqqom selamat. 
Zuhud itu tidak ukuran kaya atau miskin. Kere yang kadonyan-donyan iku banyak. 

Slogan sumur: 

Sumur kalau tidak dikeduk airnya sedikit dan kotor karena sumbernya kebumpetan. 
Tapi kalau dikeduk, airnya akan tambah banyak karena sumbernya kebuka. Airnya juga bertambah banyak. Karena dipercaya dengan pemilik sumur. 
Air bisa berarti rejeki, bisa juga ilmu.

:: Sugeh ora nggowo, kere ora nyonggo. 
Kalau kaya tidak dibawa, miskinnya tidak jadi beban. 

Rangkuman Artikel

Orang Jawa

Kamis, 11 November 2017
Risalah Al Banaran

TENTANG ORANG JAWA

Di Jawa, khususnya orang Jawa, mayoritas justru tidak orang yahudi. 
Orang Jawa jauh dari sifat yahudi. Masih bersih dibanding yang lain. Faktor orang Jawa lebih bersih dari sifat yahudi karena karakternya orang Jawa.  
Besok yang akan jadi pusat mercusuar adalah orang Jawa yang akan menguasai dunia. Indonesia khususnya Jawa. Berkarakterlah dan jagalah karakter Jawanya. 
Banggalah jadi orang Jawa yang njawani. Orang Jawa itu tidak gampang tersulut.

Syaidina Ali mengatakan, jika ingin melihat kedalam ilmu seseorang itu bukan dari seberapa banyak ibadahmu dan seberapa banyak puasa dan wiridmu, tapi seberapa besar dia memperlakukan orang lain. 
Yang dimaksud Syaidina Ali itu hakikatnya adalah orang Jawa, karena Jawa itu sangat kuat karakternya dalam melakukan orang lain. Unggah ungguhnya, tepo slironya.

Jisim Jawa isinya Arab. 
Jisim Arab isinya yahudi. 
Kalau karakter jawane keluar, akan dipakai orang tua penata dari arab. 
Sandangane wong Arab iku wong Jawa. 

Jisim seng Makai jiwa untuk Tariq. Jiwa seng Makai qalbu untuk Tariq. 
Jabarut butuh nasut. Malakut butuh jabarut.
Alamat malakut adalah kahanan di mana tatanan tentang karakter malaikat yakni isinya patuh akan ketuhanan. 
Belajar mengerti alam malakut.

Rahmat, syafaat, sudah digelar tinggal mau dimasuki atau tidak. 
Semua menuju alam itu dilabuhi dengan jisim. Kalau tidak pakai jisim nanti kesasar. 
Supaya tidak kesasar ke alam malakut musti tahu dulu arahnya dimana dulu. Untuk tekan. 
Alam malakut itu jauh dari penyakit hati. ⭐🌙

Rangkuman Artikel

Tuhan Tidak Ada di Surga

Sabtu, 13 November 2017
Risalah Al Banaran 

TUHAN TIDAK ADA DI SURGA

Ada dua golongan orang:
• Visinya surga. 
• Visinya yang punya surga. 
Kualitas manusia itu dilihat visinya. Bukan misinya. Semua yang di dunia ini misinya sama. Cari duit alat alat untuk panguripan. Termasuk binatang. Itulah dikatakan hidup adalah pilihan.

Yang membedakan;
satu didoktrin supaya pintar agar bisa golek alat sak akeh"e. Lahir jebrol golek duit sak akeh"e. 
Dan yang satunya lagi, didoktrin untuk hidup nggoleki urip. Alat ia jadikan sarana agar memudahkan untuk mencari hidupnya. Duit iku panguripan. 
Itu kalau di firman Alquran semua hamba di mata Allah itu sama. Semua misinya sama. Allah tidak membedakan yang di masjid, di Gereja, di Bukhara, di kelenteng. 

Yang dilihat Allah itu visinya. 
Satunya mengejar yang dijanjikan Tuhan yakni surga. 
Satunya mengejar ketemu pemilik surga. 
Padahal untuk ke Tuhan itu lebih mudah sebagaimana sabda: Kamu mendekat selangkah, Allah mendekat dua langkah.

Kata" mutiara itu tidak hanya sekadar kata-kata. Kata mutiara harus dikupas dulu atau dicari dulu makna Kebagusan yang ada di dalam kata" tersebut. 
Kalau sudah menyelami, dia akan tahu tentang mutiaranya. Tidak hanya terpesona akan kata"nya. Tapi tidak dapat mutiaranya. 
Jika ingin mendapatkan kata" mutiara harus mengetahui dulu di mana mutiara tersebut berada. Kemudian seberapa dalam beraninya untuk menyerang ke dasar laut untuk mendapatkannya. Setelah mendapatkan cangkangnya, barulah membukanya untuk memperoleh mutiara. ⭐🌙

Rangkuman Artikel