Kamis, 24 Januari 2019

EMAS DAN TANAH

Emas berkata pada tanah, “Coba lihat pada dirimu, suram dan lemah, apakah engkau memiliki cahaya mengkilat seperti aku.......???
Apakah engkau berharga seperti aku....... ???”

Tanah menggelengkan kepala dan menjawab, “Aku bisa menumbuhkan bunga dan buah, bisa menumbuhkan rumput dan pohon, bisa menumbuhkan tanaman dan banyak yang lain, apakah kamu bisa....... ???”

Emas pun terdiam seribu bahasa......!!!!!

Dalam hidup ini banyak orang yang seperti emas, berharga, menyilaukan tetapi tidak bermanfaat bagi sesama.
Sukses dalam karir, rupawan dalam paras, tapi sukar membantu apalagi peduli.

Tapi ada juga yang seperti tanah. Posisi biasa saja, bersahaja namun ringan tangan siap membantu kapanpun.

Makna dari kehidupan bukan terletak pada seberapa bernilainya diri kita, tetapi seberapa besar bermanfaatnya kita bagi orang lain.

Jika keberadaan kita dapat menjadi berkah bagi banyak orang, barulah kita benar- benar bernilai.

Apalah gunanya kesuksesan bila itu tidak membawa manfaat bagi kita, keluarga dan orang lain.

Apalah arti kemakmuran bila tidak berbagi pada yang membutuhkan.

Apalah arti kepintaran bila tidak memberi inspirasi di sekeliling kita.

Karena hidup adalah proses, ada saatnya kita memberi dan ada saatnya kita menerima...

Selasa, 15 Januari 2019

KISAH PEMUDA BERIBU-BAPAKAN BABI

Nabi Musa adalah satu-satunya Nabi yang boleh berbicara terus dengan Allah S.W.T Setiap kali dia hendak bermunajat, Nabi Musa akan naik ke Bukit Tursina. Di atas bukit itulah dia akan berbicara dengan Allah.Nabi Musa sering bertanya dan Allah akan menjawab pada waktu itu juga. Inilah kelebihannya yang tidak ada pada nabi-nabi lain.

Suatu hari Nabi Musa telah bertanya kepada Allah. "Ya Allah, siapakah orang di syurga nanti yang akan berjiran dengan aku?". Allah pun menjawab dengan mengatakan nama orang itu, kampung serta tempat tinggalnya.

Setelah mendapat jawapan, Nabi Musa turun dari Bukit Tursina dan terus berjalan mengikut tempat yang diberitahu. Setelah beberapa hari di dalam perjalanan akhirnya sampai juga Nabi Musa ke tempat berkenaan.

Dengan pertolongan beberapa orang penduduk di situ, beliau berjaya bertemu dengan orang tersebut. Setelah memberi salam beliau dipersilakan masuk dan duduk di ruang tamu.

Tuan rumah itu tidak melayani Nabi Musa. Dia masuk ke dalam bilik dan melakukan sesuatu di dalam. Sebentar kemudian dia keluar sambil membawa seekor babi betina yang besar.

Babi itu didukungnya dengan cermat. Nabi Musa terkejut melihatnya. "Apa hal ini?, kata Nabi Musa berbisik dalam hatinya penuh kehairanan. Babi itu dibersihkan dan dimandikan dengan baik.

Setelah itu babi itu dilap sampai kering serta dipeluk cium kemudian dihantar semula ke dalam bilik. Tidak lama kemudian dia keluar sekali lagi dengan membawa pula seekor babi jantan yang lebih besar.

Babi itu juga dimandikan dan dibersihkan. Kemudian dilap hingga kering dan dipeluk serta cium dengan penuh kasih sayang. Babi itu kemudiannya dihantar semula ke bilik.

Selesai kerjanya barulah dia melayani Nabi Musa. "Wahai saudara! Apa agama kamu?". "Aku agama Tauhid", jawab pemuda itu iaitu agama Islam. "Habis, mengapa kamu membela babi? Kita tidak boleh berbuat begitu." Kata Nabi Musa. "Wahai tuan hamba", kata pemuda itu. "Sebenarnya kedua babi itu adalah ibubapa kandungku. Oleh kerana mereka telah melakukan dosa yang besar, Allah telah menukarkan rupa mereka menjadi babi yang hodohrupanya. Soal dosa mereka dengan Allah itu soal lain. Itu urusannya dengan Allah. Aku sebagai anaknya tetap melaksanakan kewajipanku sebagai anak.

Hari-hari aku berbakti kepada kedua ibubapaku sepertimana yang tuan hamba lihat tadi. Walaupun rupa mereka sudah menajdi babi, aku tetap melaksanakan tugasku.", sambungnya. "Setiap hari aku berdoa kepada Allah agar mereka diampunkan. Aku bermohon supaya Allah menukarkan wajah mereka menjadi manusia yang sebenar, tetapi Allah masih belum memakbulkan lagi.", tambah pemuda itu lagi.

Maka ketika itu juga Allah menurunkan wahyu kepada Nabi Musa a.s. 'Wahai Musa, inilah orang yang akan berjiran dengan kamu di Syurga nanti, hasil baktinya yang sangat tinggi kepada kedua ibubapanya. Ibubapanya yang sudah buruk dengan rupa babi pun dia berbakti juga.

Oleh itu Kami naikkan maqamnya sebagai anak soleh disisi Kami." Allah juga berfirman lagi yang bermaksud : "Oleh kerana dia telah berada di maqam anak yang soleh disisi Kami, maka Kami angkat doanya. Tempat kedua ibubapanya yang Kami sediakan di dalam neraka telah Kami pindahkan ke dalam syurga." Itulah berkat anak yang soleh. Doa anak yang soleh dapat menebus dosa ibubapa yang akan masuk ke dalam neraka pindah ke syurga. Ini juga hendaklah dengan syarat dia berbakti kepada ibubapanya. Walaupun hingga ke peringkat rupa ayah dan ibunya seperti babi. Mudah-mudahan ibubapa kita mendapat tempat yang baik di akhirat kelak. Walau bagaimana buruk sekali pun perangai kedua ibubapa kita itu bukan urusan kita, urusan kita ialah menjaga mereka dengan penuh kasih sayang sebagaimana mereka menjaga kita sewaktu kecil hingga dewasa. Walau banyak mana sekali pun dosa yang mereka lakukan, itu juga bukan urusan kita, urusan kita ialah meminta ampun kepada Allah S.W.T supaya kedua ibubapa kita diampuni Allah S.W.T. Doa anak yang soleh akan membantu kedua ibubapanya mendapat tempat yang baik di akhirat, inilah yang dinanti-nantikan oleh para ibubapa di alam kubur. Arti sayang seorang anak kepada ibu dan bapanya bukan memberi uang, tetapi sayang seorang anak pada kedua ibubapanya ialah dengan doanya supaya kedua ibubapanya mendapat tempat yang terbaik di sisi Allah. note : Kutipan singkat tanpa bermaksud menggurui atau apapun selain memohon keridha'an'Nya. "Kadang tulisan ini bukan untuk menasihati orang lain, tetapi untuk menasihati diri sendiri. Kerana diri sendirilah yang lebih penting untuk dinasihati" Wallahu a'lam.

Senin, 14 Januari 2019

RAHASIA KHIDIR DI DALAM DIRI

Bismillah...

Didalam Kitab SULUK ABDUL JALIL karya Syeikh Siti Jenar dijelaskan :
RAHASIAH KHIDIR DIDALAM DIRI,
Sayidina Ali bin Abi Talib, berkata :

"Ketahuilah bahwa Khidir berada diantara Lautan ALAM SADAR dan Lautan BAWAH SADAR,yaitu suatu tempat di antara Bahr Al-Ajsam (lautan dzahir yg kasat mata) dan Bahr Al-Ma'na (lautan batin)"

Pernahkah suatu ketika sedang duduk berdzikir, terus antara sadar dan tidak ,seperti mimpi kita melihat berbagai kejadian, kemudian besok lusanya ternyata semua kejadian itu benar-benar terjadi didunia nyata?

itulah sebagian ke-khidiran didalam diri kita,Allah Berfirman dalam surat Al-Kahfi Ayat 60-62:

"Dan ingatlah ketika Musa berkata kepada PEMUDA yg mengawalnya: "Aku tidak akan berhenti (berjalan) sebelum sampai ke pertemuan dua buah lautan; atau aku akan berjalan sampai bertahun- tahun, Maka tatkala mereka sampai ke pertemuan DUA LAUTAN dekat BATU itu, mereka lalai akan ikannya, lalu IKAN itu melompat mengambil jalannya ke laut itu."

1. Siapakah PEMUDA yg mengawal Nabi Musa AS?

Itulah simbol dari DZIKIR yg tembus ke alam batin.

Coba perhatikan, ketika Musa bertemu dengan Khidir maka si pemuda itu tidak pernah dibahas lagi oleh Allah dalam ayat qur'an manapun.karena PEMUDA itu ibarat kendaraan Dzikir yg mengantarkan sampai batas pertemuan dua lautan dzahir dan batin.

Dzikir itu ibarat PINTU atau kendaraan , jika sudah sampai ke rumah yang dituju, tentulan pintu atau kendaraan itu tidak akan dibawa ke dalam rumah.

2. Apakah IKAN yang dibawa dalam keranjang?

Ikan itu simbol kesadaran, maka ketika ikan itu jatuh dari keranjang dan masuk ke lautan artinya kita sudah masuk ke lautan bawah sadar.

3. Apakah BATU yang menjadi tanda pertemuan dua lautan itu?

Itulah KALBU, yang ibarat BATU bahkan lebih keras lagi.

Yang harus dihancurkan dg kekuatan Dzikir sehingga tembus ke dimensi alam lain.

Didalam Kitab SULUK ABDUL JALIL
Karya Syeikh Hasan Ali Al'Husaeni Lemah Brit dijelaskan bahwa :

Inilah wilayah ILMU LADUNI,
Sebenarnya ilmu Laduni ini menggunakan bahasa Cahaya, Yaitu Cahaya Ilahi yang TERBIT diantara batas Lorong lautan kesadaraan dan lautan bawah sadar.

Bahasa cahaya inilah yg menimbulkan Firasat yg kuat dan penyaksian MUKASYAFAH
"Laa raiba fiihi hudan lil muttaqiin (Q.S. Al-Baqarah:2).

Siapakah KHIDIR? Dialah Sang Mursyid sejati didalam diri...!
Musa itulah simbol dari diri kita yg selalu mengandalkan kepintaran otak, Maka Berjalanlah dengan DZIKRULLAH yg ijasah silsilah Thariqat dzikirnya tersambung ke Rasulullah SAW,

Dzikir itulah simbol PEMUDA yang mengantarkan Musa yaitu seorang MURSYID YANG DZAHIR yang akan mengantarkan kita ke batas pertemuan dua lautan, selami lautan diri, tanggalkan keangkuhan yang MERASA PINTAR, mari kita belajar PINTAR MERASA.

Sehingga kita bertemu dengan MURSYID YANG BATIN yaitu simbol dari KHIDIR didalam diri kita sendiri yg akan mempertontonkan segala hakikat rahasiah yang akan terjadi ,sejak awal sampai akhir..dari yang dzahir maupun yang batin.,,dipertontokan di alam mukasyafah diri. Antara-sadar dan tidak...

Barakallahu fiikum Aamiin.

Kidung Sunan Maulana Malik Ibrahim :

Nabi Musa ngaku luhur tanpa guru, Angamungkên nyaring tulis, ngandêlakên Torat-ipun, den nyana wes anguwisi, tan weruh lamun maksih adoh.sejati urip lan dzikrullah,Meh kêlantur ing pratingkah esmu puguh, gya binêndhon ing Hyang Widdhi, nulya kinen anggêguru, nggêguru talkin dzikir maring Mursyid Nabi Khidir, kang kari anut mangkono,Thariqat dzikir lan olah marifat sedurung winara.

Artinya :

Nabi Musa mengaku dirinya mendapat keluhuran tanpa guru, hanya bersandarkan pada tulisan dan kepintaran otaknya,hanya berguru pada kitab mengandalkan Taurat-nya, dikiranya sudah sampai pada puncak, tidak tahu bahwa itu masih jauh dari tujuan (ilmu marifat Kesejatian),karena untuk masuk kepada kemarifatan hidup harus ditempuh melalui pintu dzikrullah
Hampir saja keangkuhannya mewarnai tingkah lakunya, segera mendapat murka Alloh SWT, lantas Alloh SWT menyuruhnya berguru dan talkin dzikir pada seorang Guru Mursyid yaitu berguru kepada Nabi Khidhir,dan (Nabi Musa)-pun menjalani olah bathin dan latihan dzikir kemarifatan.

Wallahu'alam

Kamis, 10 Januari 2019

Apakah Kamu Buta

Sesungguhnya yang BUTA itu bukan MATA tapi HATI

Apa kamu buta?

Beberapa orang bertanya dengan pertanyaan ini kepada Imam Ahmad bin Hanbal rohimahulloh...
Berapa jumlah orang yang sholat?

Beliau menjawab : hanya satu

Mereka bertanya : apakah Engkau buta?

Beliau menjawab :

▪ Buta itu bagi orang yang memejamkan matanya untuk tidak melihat seorang janda memikul beban berat yang mebuat kepalanya sakit.

▪Buta itu bagi orang yang selalu menghadap kiblat namun membelakangi anak-anak yatim dan orang-orang faqir ( tidak menghiraukan mereka )

▪ Buta itu bagi orang yang bersujud kepada Allah, namun ia sombong terhadap hamba-hamba Allah.

▪ Buta itu bagi orang yang di shof pertama dalam barisan orang yang sholat akan tetapi selalu absen dari barisan orang-orang yang lapar dan absen dalam berkata yang benar.

▪ Buta itu bagi orang yang hanya bersedekah sehari padahal ia mampu untuk bersedekah setiap hari.

▪ Buta itu bagi orang yang puasa dari makanan tapi ia tidak puasa dari yang diharamkan.

▪ Buta itu bagi orang yang mengelilingi ka'bah namun ia lupa tidak mengelilingi orang-orang faqir di sekitarnya mereka mati setiap hari karena sangat miskin.

▪ Buta itu bagi orang yang mengumandangkan adzan dan tidak mengangkat martabat kedua orangtuanya.

▪ Buta itu bagi orang yang sholat dan puasa kemudian menipu dalam jual belinya.

▪ Buta itu bagi orang yang berdiri dihadapan Allah dan dalam hatinya masih menyimpan dendam, kebencian dan merendahkan kepada saudaranya seagama Islam.

▪ Buta itu bagi orang yang terputus antara ibadah, akhlaq dan perilakunya.

▪ Buta itu bagi orang yang sholat, sujud dan puasa namun ia membantu dalam kedzoliman.

▪ Buta itu bagi orang yang sholat dan puasa namun kedua tangannya terkotori dengan darah orang Islam yang ia bunuh.

▪ Buta itu bagi orang yang mengambil sebagian agama meninggalkan sebagian yang lain.

▪ Buta itu bagi yang sholat namun ia tidak mendapatkan manfaat dengan sholatnya.

maka siapa yang di dunia buta maka di akherat pun ia buta dan tersesat ".

Yaa Allah jangan Engkau jadikan kami orang-orang yang buta yang mana usaha mereka sesat dalam kehidupan dunia akan tetapi mereka mengira telah berbuat baik.
(Kiai Moch Harowi Az)