TENTANG MUNAFIK
Penulis Zulkarnain M
Kearifan adalah pegangan hidup. Kearifan jangan dipertaruhkan. Kearifan adalah tuntunan dan penasihat diri kita.
Mintalah diperjalankan, agar setiap hidup kita itu atas kehendaknya, supaya diperjalankan. Bukan sak karepe dewe.
Orang tua didatangkan karena ada kegelapan. Peran orang tua untuk menerangi.
Yang bisa menghancurkan dunia itu bukan orang kafir, tapi orang munafik. Kenapa? Karena kafir itu nampak, sedangkan munafik itu tidak nampak.
Munafik itu musuh dalam selimut. Bahkan, orang munafik itu tidak tahu kemunafikannya.
Yang memunculkan kemunafikan kita itu salah satunya adalah kepintaran kita sendiri. Itu yang memacu. Tidak ada orang munafik itu bodoh. Tidak ada. Semakin pintar semakin munafik.
Orang munafik tempatnya di kerak bumi. Dasar neraka. Kemunafikan kita yang menjadikan ego kita.
Kafir itu njobo. Munafik itu njero. Makane angel ngerti wong iku munafik opo ora. Misal: merasa diri sudah baik itu juga munafik.
Kenapa semua nabi mengklaim dirinya dholim, karena untuk menghancurkan sifat" munafik dalam diri.
Setiap nabi mempunyai doa istighfar. Nabi Yunus, Musa, Ibrahim, Adam, Isa, Muhammad.
Di zaman sekarang tidak banyak yang merasa dholim, tapi rumangsane didholimi.
Rumangsa punya apa dimiliki itu juga bagian dari munafik. Itu yang dimiliki punya siapa? Kita itu sejatinya tidak punya apa-apa. Maka aja pelit". Itu tanda tidak mensyukuri. Ia mengingkari syukur. Apa yang dia peroleh rumangsa hasil kerja kerasnya sendiri. Belajarlah mewaspadai sifat" munafik luar, sebab itu pintu. Jujur adalah salah satu antisipasinya. Jangan mengada-ada. Kalau sudah pinter ia akan jago ngeles. Biasakanlah untuk apa adanya. Jangan ada yang ditutup"i apalagi merekayasa.
Kalau tidak bisa melewati pintu luar, dia tidak akan bisa mengerti atau kebuka pintu dalam.
Intelektual lebih berbahaya untuk sifat munafik luar maupun dalam. Orang yang munafik itu tidak mengikuti hidup. Tapi hidup yang disuruh mengikutinya. Karena kekuatannya ada diintelektual. Dia merasa kuat. Merasa bisa dan punya apa".
Kenapa para nabi melakukan istighfar. Para nabi melakukan pengajuan kesalahan. Mohon ampun sama Allah.
Kita memakai ightifar semua para nabi. Kita sudah diberi bacaan istighfar para nabi". Buat pelajaran bagi kita. Bukan hanya dijadiman sekadar kisah. Ada bacaannnya.
Bertingkat di semua sisi. Di sisi kehidupan ada kemunafikan yang mengiringi perjalanan hidup kita. Dia mengikuti hidup kita.
Munafik adalah bayangan kegelapan kita. Selalu mengiringi perjalanan kehidupan kita.
Yang bagus adalah, sisi kegelapan kita tepat di bawah dari sifat manusia kita. Itu bisa terjadi karena adanya cahaya dari diri kita. Jangan jauh" dari cahaya. Berdirilah tepat di bawah cahaya sinar matahari. Agar bayangan (kegelapan) kita tidak besar. Ia mengecup dan ngumpul di satu titik di bawah telapak kaki kita. Itu hakikat perjuangan petjalanan hidup kita.
Selalu beradalah di bawah sinar matahari. Itu titik terendah bayangan kegelapan kita. Semakin jauh dari cahaya, akan semakin besar bayangan kegelapan kita.
Orang yang berada dalam kegelapan, dia tidak akan menemukan bayangannya sendiri sebab ia sudah menyatu. Kenapa? Karena tidak ada cahaya dalam dirinya. Dia merasa tenang-tenang saja. Gak ana bayangan (kegelapan), yo memang, amergo bayangan ro deknene wes menyatu. Makane uripe merasa ayem" wae.
Padahal tanda orang hidup itu, dia akan selalu resah dengan kemunafikan yang mengikutinya. Dia resah karena diikuti bayangannya sendiri.
Tapi kalau tidak resah, malah enjoy, justru itu yang berbahaya karena dia sudah menyatu dengan kegelapan.
Gelisah itu menandakan ada cahaya dalam kehidupannya. Orang yang nyaman dengan kehidupannya menandakan tidak ada cahaya dalam kehidupannya. Berhenti tariqnya.
Perhatikanlah bayangan kita sendiri daripada bayangan orang lain. Karena bayangan adalah sisi kegelapan kita. Semakin besar bayangan itu tandanya semakin jauh dari cahaya. Hingga ia sudah menyatu dengan bayangannya, menyatu dengan kegelapannya. Kegelapan itu mengikuti dimana ada cahaya. Jika tidak ada bayangan dalam dirinya, justru dipertanyakan dimanakah dia berada? Dalam kegelapanlah?
Istighfar mendekatkan kita ke cahaya. Semakin dekat cahaya, bayangan kita akan semakin mengecil hingga tepat berada di bawah kaki kita.
Manusia banyak yang tidak memperhatikan bayangan mereka sendiri. Malah banyak yang asyik dengan bayangan orang lain, bahkan tak sedikit yang tidak merasa kalau dirinya sudah menyatu dengan bayangan (kegelapannya) sendiri. ⭐🌙
Tidak ada komentar:
Posting Komentar