Minggu, 01 Januari 2017

SYARAT UNTUK ZIKIR

Syarat untuk melakukan zikir

Salah satu syarat bagi seseorang untuk berzikir ialah berada di dalam keadaan wuduk; basuh dan bersihkan tubuh badan dan sucikan hati.

Pada peringkat permulaan, agar zikir itu berkesan, perlu diucapka lafad atau ayat yang dijadikan zikir – kalimat tauhid, sifat-sifat Allah.

Saat lafad zikir tersebut diucapkan, usahakan agar  berada di dalam keadaan sadar (tidak lalai). Dengan cara ini hati mendengar ucapan zikir dan diterangi oleh apa yang dizikirkan. Ia menerima energi dan menjadi hidup – bukan saja hidup di dunia ini bahkan juga hidup abadi di akhirat.

Mereka tidak akan merasakan kematian, hanya kematian pertama, dan Dia pelihara mereka dari azab jahanam(Surat Dukhaan, ayat 56).

Nabi s.a.w menceritakan bahawa keadaan orang mukmin yang mencapai yang hak melalui zikir :

“Orang mukmin tidak mati. Mereka hanya meninggalkan hidup yang sementara ini dan pergi kepada kehidupan abadi”.

Dan di sana mereka melakukan apa yang mereka lakukan dalam dunia. Nabi s.a.w bersabda :

“Nabi-nabi dan orang-orang yang dekat dengan Allah terus beribadah di dalam kubur seperti yang mereka lakukan di dalam rumah mereka”.

Ibadah yang dimaksud adalah penyerahan dan merendahkan diri rohani kepada Allah bukan sembahyang yang lima waktu sehari. Tawaduk yang di dalam diri, dengan diam, adalah nilai utama yang menunjukkan iman yang sejati.

Ma'rifat tidak dicapai oleh manusia dengan usaha tetapi ia adalah anugerah dari Allah. Setelah dinaikkan kepada maqam tersebut orang arif menjadi akrab dengan rahasia-rahasia Allah. Allah membawa seseorang kepada rahasia-rahasia-Nya apabila hati orang itu hidup dan sadar dengan zikir atau ingatan kepada-Nya dan jika hati yang sadar itu bersedia menerima yang hak.

Nabi s.a.w bersabda : “Mataku tidur tetapi hatiku terjaga”.

Pentingnya memperoleh ma'rifat dan hakikat diterangkan oleh Nabi s.a.w, :

“Jika seseorang berniat mempelajari dan beramal menurut keinginannya itu tetapi mati sebelum mencapai tujuannya, Allah melantik dua orang malaikat sebagai guru yang mengajarnya ilmu dan ma'rifat sampai ke hari kiamat. Orang itu dibangkitkan dari kuburnya sebagai orang arif yang telah memperoleh hakikat”.

Dua orang malaikat di sini menunjukkan roh Nabi Muhammad s.a.w dengan cahaya cinta yang menghubungkan insan dengan Allah.

Pentingnya niat dan hajat selanjutnya diceritakan oleh Nabi s.a.w :

“Banyak yang berniat belajar tetapi mati ketika masih di dalam kejahilan tetapi mereka bangkit dari kubur pada hari pembalasan sebagai orang arif. Banyak ahli ilmu dibangkitkan pada hari itu dalam keadaan rusak akhlak hilang segalanya dan jahil keseluruhannya”.

Mereka adalah orang-orang yang bermegah-megahan dengan ilmu mereka, yang menuntut ilmu kerana muslihat duniawi dan berbuat dosa.

“Dan (ingatkanlah mereka) hari yang akan dibawa orang-orang kafir ke neraka (dan dikatakan), ‘Kami telah habiskan bagian kamu yang baik di dalam penghidupan dunia. Dan kamu telah bersuka-ria dengannya. Maka pada hari ini kamu akan dibalas dengan azab yang keji karena kamu pernah berlaku sombong di dunia secara tidak benar dan karena kamu telah melewati batas”. (Surat Ahqaaf, ayat 20).

Nabi s.a.w bersabda :

Setiap amal bergantung pada niat. Niat dan tujuan orang beriman lebih baik dan bernilai pada pandangan Allah daripada amalannya. Niat orang yang tidak beriman lebih buruk daripada apa yang nyata dengan amalannya”.

Niat adalah dasar/azaz amalan.

“Barangsiapa hendak ke taman akhirat Kami tambah untuknya pada ke tamannya, dan barangsiapa mau ke taman dunia Kami akan beri kepadanya sebagian daripadanya, tetapi tidak ada baginya bagian akhirat”(Surat Syura, ayat 20).

Cara terbaik ialah mencari guru kerohanian yang akan membawa hati menjadi hidup. Ini akan menyelamatkan manusia kelak di akhirat. Ini adalah penting; dan harus dilakukan segera ketika masih hidup.

Dunia ini kebun akhirat. Orang yang tidak menanam di sini tidak bisa menuai di sana. Jadi, bercocok tanamlah di dalam dunia ini dengan benih yang diperlukan untuk kesejahteraan hidup di sini dan juga di akhirat.

       RANGKUMAN ARTIKEL

Tidak ada komentar: