Kamis, 02 Februari 2017

Tersurat dan Tersirat

Penulis Zulkarnain M
Risalah Al Banaran

TENTANG TERSURAT DAN TERSIRAT

Yang bergelar al hafidz adalah yang bisa menelan alquran dalam kehidupannya. 
Al hafidz yang sejati itu tidak banyak. Yang hafal al quran banyak. 
Al hafidz benar" memelihara dan memegang teguh alquran.
Jadikanlah alquran sebagai pusaka yang agung. Sebab isi al quaran adalah risalah". Kalau tidak bisa memaknai dan mengupasnya ya disebut sejarah atau kisah.

Arti al hafidz adalah pemelihara. 
Alquran kalau dijadikan pusaka akan menjadi kitab jadi tuntunan. Kalau tidak ya akan jadi bacaan. 
Risalah itu tersurat agar orang bisa melihat kalau sudah bisa melihat maka akan mencari yang tersurat. Kalau sudah ketemu yang tersurat lalu disaratkan. Disyariati yakni di jalani. 
Dari tersurat ketemu yang tersirat kemudian tersarat. 
Kalau hanya bacanya yang tersurat tapi tidak mencari yang tersirat. Itu bagaikan rangkaikan pantun.

Tersurat dan tersirat. 
Kulhu allahu ahad 
Allah itu satu. 
Maksud dari allah satu yang bagaimana? Nah itu yang tersirat.

Allahu shomad - Allah tempat bergantung. 
Cari cara menggantung itu bagaimana, ya itu yang tersirat.

Belajar kebagusan itu jangan tanggung", jangan rikuh, jangan malu, jangan malas agar benar" tahu maksudnya dan biar dapat hasil. Jadikan pusaka. Jadikan paham dulu yang dimaksud. Jika belum paham tanya sampai tahu. Sampai paham benar. 
Jangan hanya sekadar grubyak-grubyuk ora ngerti rembug. 
Kalau ngaji tidak akan jadi. Hanya dibahas saja, sebab yang dibahas dikebagusan tidak masalah ndonyo. 
Rikuh itu ada tempatnya.

Jika membahas yang tersurat dan mencari yang tersirat, yang ditangkapnya harus tetap tersirat. Biar tahu akan apa yang tersarat. 
Pelajaran yang tersirat jangan diturunkan menerimanya jadi yang tersurat. 
Tersurat ~> tersirat ~> tersarat. 

Yang tersurat kalau tidak memahami yang tersirat itu masuknya seperti pantun. 
Akan bertemu jika mendekat. 
Sebaik"nya pusaka adalah laku. Wong laku. 
Siratlah yang membinging surat. 
Alquran itu tersurat. Jika bisa mensiratkan, akan bisa pula mensaratkan. 
Keyakinan itu yang membimbing kesirian. Akan membimbing yang yang tercinta dengan yang dicintai. Kelak akan berjumpa. 

Sirat adalah kekuatan bagi sarat. 
Yang membuat kuat sarat itu sirat. 
Sirat keluar dari yang tersurat. 
Timbulnya tersirat akan timbul cinta. Cinta itu yang menumbuhkan kesetiaan. 
Yang kita latih tersirat agar timbul cinta nantinya timbul setia, itulah yang membimbing tariq untuk ketemu.

Kanan kiri adalah kiasan. 
Setia adalah kekuatan yang menumbuhkan cinta. 
Sopo jarwo, syukurannya polo (otak) ujarane wong tuo. 
Sopo iku baguse polo. Yang menjadikan ajaran bagus adalah perkataan orang tua. 

Usahakan kita menerimanya yang tersirat jangan yang tersurat. Kalau tidak akan tidak napak", akan menyerah, akan bingung meh ngopo maneh. Yowez akhire mung seng penting ngene wae lah. 
Jangan menyerah dan putus asa. Itu memutuskan semangat.

Kebanyakan, yang tersurat itu langsung disaratkan dan dimakan mentah", sehingga tidak dalam. Sebab, harusnya melalui tahapan dulu yakni tersirat. Tapi sekarang yang terjadi banyak yang dibukakan pintu tersirat tapi justru dianggap sesat.

Yang bagus tersirat. Sir yang semburat. Menyinari. Menyebarkan sinar. Bimbingan sarat dari sirat pasti benar. 
Tersurat disaratkan itu faktor tradisi. Sirat tidak ada tradisi. Tersurat ada penciptanya ada yang membuat ada yang menulis. 
Hingga banyak yang berbeda. Jadinya suratan takdir. Takdir yang tertulis. 
Semua berakhir pada takdir. 
Tersurat itu bisa menentukan takdirnya sendiri. Qodrat iso diwiradati. Takdir yang bisa dieguhkan. 
Surat yang tersarat jadinya 
Surat yang tersirat jadinya lebih indah. 
Bisa setinggi tingginya. 
Takdir itu bisa dirubah. 
Jika tersirat biasa diasah akan meningkat meningkat. Hidup itu pencarian, hidup itu pertanyaan. Hidup jawaban. 
Orang yang mencari jawaban itu tanda hidup. 
Semakin tinggi semakin Allahu akbar.

Jabaran ayat Allah,
Air laut dijadikan tinta tidak akan cukup untuk menjabarkan tentang ayat Allah. Tidak akan cukup untuk dijadikan yang tersurat.

Kehidupan berpangkal dan berujung. 
Hidup itu terus berjalan. 
Hidup itu sirat. Tidak ada habisnya.

Suratan adalah siratan yang tersarat. Manusia butuh suratan agar mengerti. Kalau tersirat terus tidak akan ada orang yang paham.

Kullun nafsyi dzaiqotul maut. 
Semua yang bernyawa butuh suratan untuk menapak diratan. 
Kalau suratan 
Yang mempertemukan tuhannya itu
Semakin tersirat semakin mendekat. 
Tidak membawa siratan dalam kematiannya dia akan dalam kebingungannya. Kehidupannya harus membawa siratannya karena yang membawa berdekatannya dengan penciptanya.

Yang bisa menyelamatkan atau mempertemuakan tuhan dengan kita adalah siratanmu bukan suratanmu.
Kebanyakan orang dari suratan langsung ke saratan. Makanya banyak yang setelah mati tidak bawa bekal siratannya.

Yang bisa mempertemukan adalah siratan. Karena sudah masuk ke alam siratan. Tidak masuk ke alam surat atau sarat. Kalau bekalnya hanya surat atau sarat tidak akan membawa apa-apa. 
Padahal yang akan dibawa itu siratan karena masuk ke alam siratan. 
Allahu akbar adalah allahu akbar siratanmu bukan suratanmu. 
Seberapa akbar siratannya akan mempertemukan allahu akbarnya itu. 
Siratan itu hakikat. Sejati.

Belajar senang dalam sodaqah
 
Belajar keluar jangan sedih tapi belajar keluarnya senang. 
Shodaqoh syukurane dada seng kokoh. 
Sedekah itu tidak dilihat pada besar atau kecilnya yang dikeluarkan. Tapi dilihat dari siratannya. 
Sedekah itu dilihat dari keberaniannya melepas. 
Belajar menanamkan keyakinan pada diri sendiri kalau kita tidak miskin. 
Bersedekah itu sejatinya adalah membersihkan kotoran yang ada dalam diri kita. Jika menghilangkan kotoran, kenapa kita takut bersedekah?
Jika terbiasa bersedekah tentu tidak akan terasa berat jika mengeluarkan harta yang kita miliki. 
Jika dibiasakan membuang kotoran kita akan menerimanya bersih.

Seberapa bersih harta kita semakin bersih pula wadah kita. Contoh
Gelas isi kopi. 
Membersihkan harta kita. Jika harta kita bersih tidak ada alasan debt collector datang untuk menagih. Gambaran yang ditagih DC itu adakah bagi yang ada rentetan pembayaran. 
Dalam hakikat tidak ada batasan dalam bersedekah. Belajar melepas yang kita inginkan. 
Tahapan ~> tabungan hari depan. 🌙⭐

Rangkuman Artikel

Tidak ada komentar: